Kamis, 29 Juli 2010

BAHAGIA KARENA BERBEDA

Pernahkah anda membayangkan suatu hubungan pernikahan yang harmonis.....??? Kalau jawaban nya "Ya", itu berati sama dengan saya. Saya sering diajarkan oleh para guru agar senantiasa bisa menghargai sebuah perbedaan, oleh karenanya saya terus belajar menerima perbedaan. Saya sama seperti umumnya lelaki yang ada yaitu suka dan tertarik sama lawan jenis yaitu wanita. Begitupun sebaliknya adalah hal yang wajar jika anda seorang wanita kemudian menyukai pria. Ini adalah fitrah dan naluri manusia sebagai anugerah dari Sang Khaliq, Allah SWT. Sebagai mana firman-Nya dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 14 : 
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diinginkan, yaitu : Wanita-wanita, dan anak-anak, dan harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan(kendaraan), binatang ternak serta sawah dan ladang. Semuanya itu kesenangan dunia, dan hanya kepada Allah lah tempat kembali yg paling baik”

Dari ayat diatas kita bisa mengetahui bahwa salah satu naluri manusia adalah menyukai lawan jenis, lelaki kepada wanita dan sebaliknya. (Ma’af saya tidak menyingung tentang suka sesama jenis…mungkin menyusul…amin). Saya atau anda mungkin pernah mendengar atau bahkan mengatakan perkataan seperti ini “kami sudah merasa cocok, bulan depan akan menikah” atau “saya belum menemukan pasangan yang sesuai dengan keinginan hati saya” atau ucapan-ucapan lain yang terkait kecocokan, kesamaan dan kemiripan hobi atau kebiasaan antara laki-laki dan perempuan. Sebenarnya kalau kata “COCOK” yang digunakan untuk menemukan pasang kita, maka didalam sya’riat islam kita akan menemukan beberapa kriteria diantaranya :

1. Calon pasangan kita harus lawan jenis kita. Pria dengan wanita atau sebaliknya. Bukan sesama jenis yang dikenal dengan homo atau lesbi. Firman Allah dalam Surat Ar-Ruum ayat 21 :

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.

2. Calon pasangan kita harus se-aqidah atau satu keyakinan, yaitu muslim dengan muslimah atau sebaliknya. Didalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman :

“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”.

Berkaitan dengan hal ini, ada penggalan ayat didalam Al-Qur’an yang berbunyi “…….(Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu,……”. Dalam ayat ini Al-qur’an memperbolehkan lelaki muslim untuk menikahi wanita ahli Taurat dan Injil, selama mereka adalah wanita merdeka yang dapat menjaga kehormatan, dengan syarat terhormat dan terpelihara. Karena orang yang benar-benar ahli kitab mereka tetap beriman kepada Allah SWT. Dan mempunyai kitab suci yang menjelaskan halal haram dan hukum had. Berbeda dengan agama lain.

Didalam kitab Sunan, Imam Baihaqiy menuturkan bahwa Imam Syafi’I berkata : “Diperbolehkan untuk menikahi wanita merdeka dari ahli kitab.” Dia melanjutkan : “Dan aku akan lebih suka jika orang muslim tidak menikahi mereka.” Dalam Kisyaful Qanak, Dia berkata “dan yang lebih utama adalah tidak menikahi meraka” ini dikatakan juga oleh Al Qadhiy dan mayoritas ulama.

3. Kalau kriteria yang ke 1 dan 2 sudah mantap, islam memberikan bebera pilihan terkait dengan memilih calon pendamping hidup melalui sebuah hadist Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: 
“Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia.” (HR. Muttafaq Alaihi dan Imam Lima)

Kemudian kalau kata cocok atau sama itu acuannya adalah selain yang kita bicarakan diatas, seperti profesi, hoby, kebiasaan dan sebagainya. Ini kriteria yang relative…..tidak lantas mentang-mentang satu profesi, hoby sama, kebiasaan sama, makanan dan kesukaan sama lalu akan bahagia dalam pernikahannya. Bukankah sudah banyak contoh yang kita lihat. Artis menikah dengan artis lagi, guru dengan guru, petani sama petani, harus demikian kah……..?. Islam tidak mengajarkan kasta atau golongan dalam hal ini. Dan yang harus kita fahami justru dengan adanya perbedaan ini akan mengantarkan kepada suatu kebahagian lahir bathin.
Selanjutnya saya akan menggunakan sebuah analogi soal Matematika dalam menyikapi ketidak samaan atau perbedaan antara kita dengan pasangan kita. Kalau kebahagiaan rumah tangga itu sama dengan 100, maka apabila ada soal penjumlahan : berapa + berapakah yang jumlahnya 100. Maka jawabannya tidak harus 50+50, tetapi bisa saja 70+30, 40+60, 56+44 dst. selama angka yang dijumlahkan itu hasilnya 100. Umpama dalam satu hal kita punya nilai 70 + pasangan kita 30 jumlahnya 100(bahagia tuh…). STOP….sampai disini analogi kita hentikan karena matematika bicara pasti sementara manusia bisa berubah. Siapa tahu yang tadinya punya nilai 30, karena terus belajar dan membiasakan diri lama-lama berubah menjadi 35, 45, 50 dst. Bukankah orang bijak mengatakan “Bisa itu karena terbiasa” atau kisah ibnu hajar yang diabadikan dengan peribahasa sunda “Cikaracak ninggang batu, laun-laun jadi legok” atau bahkan sabda Rasulalloh SAW “Siapa yang besungguh sungguh niscaya dia mampu” dan masih banyak ungkapan-ungkapan lainnya yang mengisyaratkan manusia itu bisa berubah melalui latihan membiasakan dan terus belajar.

Nah…dari pemaparan diatas kita bisa simpulkan bahwa bahagianya sebuah ikatan pernikahan bukan terletak pada banyaknya kesamaan antara kita dengan pasangan kita, karena secara kodrat saja sudah berbeda fungsinya. Justru dengan menerima adanya perbedaan akan terciptalah rasa saling membutuhkan, melengkapi, dan saling mengerti. Kalau Al Qur’an mengibaratkan bahwa pasangan itu adalah sebuah pakaian…maka makna kata untuk pakaian disana adalah penyesuaian. Wallohu A’lam…..



Jaka Suganda

NIAT PUASA

Puasa Ramadhan atau puasa wajib lainnya, tidak sah kecuali dengan niat sejak malam harinya untuk tiap-tiap hari. Ada pendapat mengatakan boleh memesang niat diwaktu fajar. Dan pada puasa sunnah boleh memasang niat sampai sebelum matahari tergelincir (waktu zawal). Dan ada juga pendapat lainnya mengatakan, boleh memasang niat (untuk puasa sunnah) sampai tergelincir matahari.

Dan tidak sah puasa Ramadhan dan puasa wajib lainnya, kecuali dengan menentukan niat. Sedangkan untuk puasa sunnah, boleh dengan niat mutlak. Berikut ini niat puasa dibulan Ramadhan dan yang lainnya :
Lafadz niat puasa satu bulan penuh :

نويت صوم شهر رمضان كله

“Nawaitu shouma syahri romadhona kullihii”

“Niat aku puasa bulan rhomadhon seluruhnya”

Lafadz niat puasa bulan Ramadhan setiap malam :

نويت صوم غد عن اداء فرض شهر رمضان هذه الستة لله تعال

“Nawaitu shouma ghadin an adaa’I fardi syahri romadhona hadzihis sananti lillahi ta’aala”

“Niat aku puasa esok hari untuk menjalankan fardu bulan romadhon tahun ini karena Allah ta’ala “

Demikianlah niat puasa Ramadhan yang yang sudah biasa kita amalkan. Semoga puasa kita berjalan dengan lancer dan bernilai ibadah.

Sumber : Kunci Piqih Syafi'i

BUMI PLANET TERBAIK

Suatu hari saya pernah membaca tulisan seorang teman dalam Statusnya di facebook. Yang intinya dalam status itu adalah tentang keadaan bumi yang panas , tidak nyaman dan penuh ketakutan, seolah bumi ini sudah tidak layak untuk tempat tinggal manusia lagi. Ketika ada yang berkata seperti itu, saya pikir itulah realita yang terjadi saat ini. kita bisa merasakan bumi rasanya makin panas….betul ga sih..??? Yah sekarang memang sedang ramai dibicarakan tentang Global Warming. Apalagi sebuah sumber menyebutkan bahwa matahari sedang mengalami titik terdekat dengan bumi. Bayang kan dititk normal dan terjauhnya saja memang sudah panas apalagi sekarang semakin dekat. Pantas saja para ahli kesehatan memberikan warning bahwa merebaknya penyakit kanker dan kulit bisa terjadi disebabkan situasi ini. Ditambah lagi dijalan macet, karena memang ratusan bahkan ribuan kendaraan memadati jalan setiap harinya, terang saja hal ini membuat suasana semakin panas. Sekalinya turun hujan mesti terjadi banjir yang menelan kerugian tidak sedikit, tentu saja hal ini membuat kita tidak nyaman, apalgi bagi mereka yang rumahnya dekat dengan sungai selalu dihantui rasa was-was.

Saya masih ingat kira-kira 10 atau 15 tahun yang lalu saat usia saya masih kanak-kanak, ketika itu saya bisa bebas bermain bersama teman-teman. Bermain layangan, main bola main petak umpet dan permainan-permainan tradisional lainnya tanpa harus membuat khawatir orang tua. Tapi coba sekarang, rasanya orang tua manapun pasti akan khawatir membiarkan anaknya berlama-lama diluar. Bagi yang rumahnya dipinggir jalan orang tua mesti bawel bin rewel sama anaknya..”Jangan main dipinggir jalan Ya nak…!” padahal memang rumahnya dipinggir jalan, atau “Kalau mau nyebrang tunggu jalanan kosong ya nak..!!” terang saja si anak tak kunjung nyebrang, karena memang jalanan tidak pernah kosong dan sepi dari kendaraan.

Hal yang menarik lainnya adalah setelah masyarakat dunia khususnya Indonesia dilanda berbagai macam bencana alam dan berbagai kejadian yang membuat heboh. Dari mulai tsunami, gempa bumi, tanah longgsor, banjir, pesawat jatuh, kapal tenggelam. Belum hilang peristiwa itu dari ingatan , muncul teror bom, kerusuhan, tawuran, pembunuhan, aksi kejahatan dan se-abreg kejadian-kejadian yang membuat kita selalu resah ,gelisah dan tidak nyaman. Sehingga timbul pertanyaan……..Masih betahkah kita tinggal diplanet bumi ini..????? Adakah planet lain yang lebih baik dari bumi saat ini….???

Konon katanya menurut para ilmuwan ada sebuah kehidupan di Planet Mars. Benar atau tidaknya keadaaan itu, rasanya kalau harus pindah dari bumi ini, ini perlu dipikirkan ratusan bahkan ribuan kali. Mengapa demikian????........Mari sama-sama kita renungkan……!!!!

Ketika Adam dan Hawwa Allah SWT turunkan ke bumi ini sebagai akibat dari pelanggaran meraka atas larangan-Nya untuk tidak mendekati sebuah pohon didalam sorga, kita patut berpikir…..kenapa harus diplanet bumi ini mereka diturunkan? Kenapa tidak di Mars, Venus, Pluto atau mungkin diplanet lain yang belum diketahui oleh manusia sampai saat ini??!! Jawabannya sederhana…yaitu :

1. Karena Allah SWT maha kuasa dan maha tahu. Allah berkuasa kepada setiap apa saja yang menjadi makhluknya baik yang terlihat maupun tidak terlihat, termasuk manusia dan bumi serta isinya dan Allah maha tahu bahwa bumilah planet yang terbaik bagi manusia. Dan ini dibuktikan dengan adanya Ka’baitulloh sebagi bangunan pertama yang diciptakan oleh Allah SWT dimuka bumi ini jauh-jauh hari sebelum Nabi Adam AS dan Siti Hawwa diturunkan. Dan sampai sekarang menjadi qiblat sholat umat islam diseluruh dunia. Firman Allah dalam Al-Qur’an :
-->

إن أول بيت وضع للناس للذي ببكة مباركا وهدى للعالمين

"Sesungguhnya Rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia." (Ali Imran: 96).

Inilah skenario Alloh yang sempurna, semuanya tersusun dan terencana dengan rapi tanpa cacat sedikitpun, hanya kemampuan dan akal manusia lah yang terbatas. Dan sepengetahuan saya Al Qur’an tidak pernah menceritakan ada Ka’bah di Planet lain selain Bumi. Belum lagi ketika Al Qur’an bercerita tentang hari Qiamat yang semuanya itu terjadi pada manusia dibumi ini.

2. Allah menciptakan manusia dan memilihnya untuk tinggal dimuka bumi ini adalah tiada lain karena manusia mempunyai tugas untuk memelihara dan menjaga bumi ini dengan menjalankan segala hukum dan peraturan dari Allah Azza Wazala. Firman-Nya :

وإذ قال ربك للملائكة إني جاعل في الأرض خليفة قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لك قال إني أعلم ما لا تعلمون

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al Baqarah : 30)

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman :

وهو الذي جعلكم خلائف الأرض ورفع بعضكم فوق بعض درجات ليبلوكم في ما آتاكم إن ربك سريع العقاب وإنه لغفور رحيم

“ Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al An’am : 165).

3. Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. 

  • Keberadaan atmosfir yang berfungsi sebagai lapisan pelindung yang melindungi makhluk hidup,
  • Angin yang berperan dalam pembentukan hujan,
  • Hujan yang diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu.  Hal ini disebutkan dalam Surat Az Zukhruf sebagai berikut :
والذي نزل من السماء ماء بقدر فأنشرنا به بلدة ميتا كذلك تخرجون

“ Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti Itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (Az-Zukhruf : 11). 

  • Lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain.
  • Jarak yang ideal antara Bumi dan Matahari, yang tentu saja bermafaat bagi kehidupan manusia.
Dan masih banyak lagi kelebihan Planet Bumi ini dibandingkan planet manapun bagi kehidupan manusia. Dan semua yang ada dibumi ini semuanya diserahkan kepada manusia untuk dipelihara, dijaga, dilestarikan dinikmati dan digunakan sesuai dengan fungsinya. Allah SWT berfirman :

هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعا ثم استوى إلى السماء فسواهن سبع سماوات وهو بكل شيء عليم

“ Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (Al Baqarah : 29).

Nah….!!!!! Dengan demikian tidak ada alasan bagi kita untuk pergi meninggalkan bumi ini, karena itu sama artinya kita lari dari tanggung jawab kita kepada Allah SWT sebagai Khalifah dimuka bumi ini dan kita tidak bersyukur atas segala ni’mat yang telah dikaruniakan kepada kita. 

Mari sama-sama kita pelihara bumi tercinta ini dimulai dari masing-masing individu dengan penuh keimanan dan tanggung jawab agar bumi ini khususnya bumi Indonesia menjadi tempat yang aman, nyaman dan enak untuk dijadikan tempat tinggal…..BALDATUN THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR………….Aamiin. Wallohu A’lam.

22 Juli 2010
Jaka Suganda

Kamis, 22 Juli 2010

MARI BERDO'A

Do'a adalah ibadah, ia merupakan senjata paling ampuh dan benteng paling kokoh. Ia juga merupakan obat bagi segala penyakit dan pintu segala kebaikan.
Rasulalloh SAW bersabda: "Do'a itu bermanfa'at terhadap sesuatu yang telah turun (terjadi) maupun sesuatu yang telah terjadi." (HR. At-Tirmidzi)

Dengan berdo'a berarti kita akui kelemahan dan ketidak berdayaan kita, hanya kepada Allah jualah tempat menggantungkan segala urusan. Sungguhpun segala usaha kita kerahkan, maka hasilnya akan lebih indah bila disertai dengan Do'a.

Rabu, 21 Juli 2010

KEUTAMAAN SHOLAT TARAWIH



Shalat tarawih atau shalat malam memiliki keutamaan dan keistimewaaan sebagai salah satu ibadah di bulan suci Ramadhan. Apa saja keutamaan shalat tarawih itu?

Dari Ali bin Abi Thalib ra bahwa dia berkata: Nabi SAW ditanya tentang keutamaan-keutamaan tarawih di bulan Ramadhan. Kemudian beliau bersabda:

  • Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.
  • Dan pada malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.
  • Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru adibawah 'Arsy: "Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat."
  • Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).
  • Pada malam kelima, Allah Ta'ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.
  • Pada malam keenam, Allah Ta'ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.
  • Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Fir'aun dan Haman.
  • Pada malam kedelapan, Allah Ta'ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahin as
  • Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allah Ta'ala sebagaimana ibadatnya Nabi saw.
  • Pada Malam kesepuluh, Allah Ta'ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.
  • Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.
  • Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.
  • Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
  • Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
  • Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.
  • Pada malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.
  • Pada malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.
  • Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, "Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu."
  • Pada malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.
  • Pada malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).
  • Pada malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.
  • Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
  • Pada malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.
  • Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.
  • Pada malam kedua puluh lima , Allah Ta'ala menghapuskan darinya azab kubur.
  • Pada malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.
  • Pada malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
  • Pada malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.
  • Pada malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.
  • Dan pada malam ketiga puluh, Allah ber firman : "Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku."

Demikianlah, keutamaan shalat tarawih yang disebutkan oleh Rasulullah SAW.

Minggu, 11 Juli 2010

Sejarah Singkat Imam Bukhari

Kelahiran dan Masa Kecil Imam Bukhari

Imam Bukhari (semoga Allah merahmatinya) lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju'fiy Al Bukhari, namun beliau lebih dikenal dengan nama Bukhari. Beliau lahir pada hari Jumat, tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Kakeknya bernama Bardizbeh, turunan Persi yang masih beragama Zoroaster. Tapi orangtuanya, Mughoerah, telah memeluk Islam di bawah asuhan Al-Yaman el-Ja’fiy. Sebenarnya masa kecil Imam Bukhari penuh dengan keprihatinan. Di samping menjadi anak yatim, juga tidak dapat melihat karena buta (tidak lama setelah lahir, beliau kehilangan penglihatannya tersebut). Ibunya senantiasa berusaha dan berdo'a untuk kesembuhan beliau. Alhamdulillah, dengan izin dan karunia Allah, menjelang usia 10 tahun matanya sembuh secara total.

Imam Bukhari adalah ahli hadits yang termasyhur diantara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah. Bahkan dalam kitab-kitab fiqih dan hadits, hadits-hadits beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.

Tempat beliau lahir kini termasuk wilayah Rusia, yang waktu itu memang menjadi pusat kebudayaan ilmu pengetahuan Islam sesudah Madinah, Damaskus dan Bagdad. Daerah itu pula yang telah melahirkan filosof-filosof besar seperti al-Farabi dan Ibnu Sina. Bahkan ulama-ulama besar seperti Zamachsari, al-Durdjani, al-Bairuni dan lain-lain, juga dilahirkan di Asia Tengah. Sekalipun daerah tersebut telah jatuh di bawah kekuasaan Uni Sovyet (Rusia), namun menurut Alexandre Benningsen dan Chantal Lemercier Quelquejay dalam bukunya "Islam in the Sivyet Union" (New York, 1967), pemeluk Islamnya masih berjumlah 30 milliun. Jadi merupakan daerah yang pemeluk Islam-nya nomor lima besarnya di dunia setelah Indonesia, Pakistan, India dan Cina.


Keluarga dan Guru Imam Bukhari

Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab As-Siqat, Ibnu Hibban menulis bahwa ayahnya dikenal sebagai orang yang wara' dalam arti berhati-hati terhadap hal-hal yang hukumnya bersifat syubhat (ragu-ragu), terlebih lebih terhadap hal-hal yang sifatnya haram. Ayahnya adalah seorang ulama bermadzhab Maliki dan merupakan mudir dari Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil.

Perhatiannya kepada ilmu hadits yang sulit dan rumit itu sudah tumbuh sejak usia 10 tahun, hingga dalam usia 16 tahun beliau sudah hafal dan menguasai buku-buku seperti "al-Mubarak" dan "al-Waki". Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama ahli hadits yang masyhur di Bukhara. Pada usia 16 tahun bersama keluarganya, ia mengunjungi kota suci Mekkah dan Madinah, dimana di kedua kota suci itu beliau mengikuti kuliah para guru-guru besar ahli hadits. Pada usia 18 tahun beliau menerbitkan kitab pertamanya "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien" (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien).

Bersama gurunya Syekh Ishaq, beliau menghimpun hadits-hadits shahih dalam satu kitab, dimana dari satu juta hadits yang diriwayatkan oleh 80.000 perawi disaring lagi menjadi 7275 hadits. Diantara guru-guru beliau dalam memperoleh hadits dan ilmu hadits antara lain adalah Ali bin Al Madini, Ahmad bin Hanbali, Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Yusuf Al Faryabi, Maki bin Ibrahim Al Bakhi, Muhammad bin Yusuf al Baykandi dan Ibnu Rahwahih. Selain itu ada 289 ahli hadits yang haditsnya dikutip dalam kitab Shahih-nya.


Kejeniusan Imam Bukhari

Bukhari diakui memiliki daya hapal tinggi, yang diakui oleh kakaknya Rasyid bin Ismail. Kakak sang Imam ini menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendekiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah. Ia sering dicela membuang waktu karena tidak mencatat, namun Bukhari diam tak menjawab. Suatu hari, karena merasa kesal terhadap celaan itu, Bukhari meminta kawan-kawannya membawa catatan mereka, kemudian beliau membacakan secara tepat apa yang pernah disampaikan selama dalam kuliah dan ceramah tersebut. Tercenganglah mereka semua, lantaran Bukhari ternyata hafal di luar kepala 15.000 hadits, lengkap dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat.

Ketika sedang berada di Bagdad, Imam Bukhari pernah didatangi oleh 10 orang ahli hadits yang ingin menguji ketinggian ilmu beliau. Dalam pertemuan itu, 10 ulama tersebut mengajukan 100 buah hadits yang sengaja "diputar-balikkan" untuk menguji hafalan Imam Bukhari. Ternyata hasilnya mengagumkan. Imam Bukhari mengulang kembali secara tepat masing-masing hadits yang salah tersebut, lalu mengoreksi kesalahannya, kemudian membacakan hadits yang benarnya. Ia menyebutkan seluruh hadits yang salah tersebut di luar kepala, secara urut, sesuai dengan urutan penanya dan urutan hadits yang ditanyakan, kemudian membetulkannya. Inilah yang sangat luar biasa dari sang Imam, karena beliau mampu menghafal hanya dalam waktu satu kali dengar.

Selain terkenal sebagai seorang ahli hadits, Imam Bukhari ternyata tidak melupakan kegiatan lain, yakni olahraga. Ia misalnya sering belajar memanah sampai mahir, sehingga dikatakan sepanjang hidupnya, sang Imam tidak pernah luput dalam memanah kecuali hanya dua kali. Keadaan itu timbul sebagai pengamalan sunnah Rasul yang mendorong dan menganjurkan kaum Muslimin belajar menggunakan anak panah dan alat-alat perang lainnya.


Karya-karya Imam Bukhari

Karyanya yang pertama berjudul "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien" (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien). Kitab ini ditulisnya ketika masih berusia 18 tahun. Ketika menginjak usia 22 tahun, Imam Bukhari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama-sama dengan ibu dan kakaknya yang bernama Ahmad. Di sanalah beliau menulis kitab "At-Tarikh" (sejarah) yang terkenal itu. Beliau pernah berkata, "Saya menulis buku "At-Tarikh" di atas makam Nabi Muhammad SAW di waktu malam bulan purnama".

Karya Imam Bukhari lainnya antara lain adalah kitab Al-Jami' ash Shahih, Al-Adab al Mufrad, At Tharikh as Shaghir, At Tarikh Al Awsat, At Tarikh al Kabir, At Tafsir Al Kabir, Al Musnad al Kabir, Kitab al 'Ilal, Raf'ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain, Kitab Ad Du'afa, Asami As Sahabah dan Al Hibah. Diantara semua karyanya tersebut, yang paling monumental adalah kitab Al-Jami' as-Shahih yang lebih dikenal dengan nama Shahih Bukhari.

Dalam sebuah riwayat diceritakan, Imam Bukhari berkata: "Aku bermimpi melihat Rasulullah saw., seolah-olah aku berdiri di hadapannya, sambil memegang kipas yang kupergunakan untuk menjaganya. Kemudian aku tanyakan mimpi itu kepada sebagian ahli ta'bir, ia menjelaskan bahwa aku akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan dari hadits-hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain, yang mendorongku untuk melahirkan kitab Al-Jami' As-Sahih."

Dalam menghimpun hadits-hadits shahih dalam kitabnya tersebut, Imam Bukhari menggunakan kaidah-kaidah penelitian secara ilmiah dan sah yang menyebabkan keshahihan hadits-haditsnya dapat dipertanggungjawabkan. Ia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meneliti dan menyelidiki keadaan para perawi, serta memperoleh secara pasti kesahihan hadits-hadits yang diriwayatkannya.

Imam Bukhari senantiasa membandingkan hadits-hadits yang diriwayatkan, satu dengan lainnya, menyaringnya dan memilih mana yang menurutnya paling shahih. Sehingga kitabnya merupakan batu uji dan penyaring bagi hadits-hadits tersebut. Hal ini tercermin dari perkataannya: "Aku susun kitab Al Jami' ini yang dipilih dari 600.000 hadits selama 16 tahun."

Banyak para ahli hadits yang berguru kepadanya, diantaranya adalah Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibn Nasr dan Imam Muslim bin Al Hajjaj (pengarang kitab Shahih Muslim). Imam Muslim menceritakan : "Ketika Muhammad bin Ismail (Imam Bukhari) datang ke Naisabur, aku tidak pernah melihat seorang kepala daerah, para ulama dan penduduk Naisabur yang memberikan sambutan seperti apa yang mereka berikan kepadanya." Mereka menyambut kedatangannya dari luar kota sejauh dua atau tiga marhalah (100 km), sampai-sampai Muhammad bin Yahya Az Zihli (guru Imam Bukhari) berkata : "Barang siapa hendak menyambut kedatangan Muhammad bin Ismail besok pagi, lakukanlah, sebab aku sendiri akan ikut menyambutnya."


Penelitian Hadits

Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para perawi hadits, mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya. Diantara kota-kota yang disinggahinya antara lain Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekkah, Madinah), Kufah, Baghdad sampai ke Asia Barat. Di Baghdad, Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hanbali. Dari sejumlah kota-kota itu, ia bertemu dengan 80.000 perawi. Dari merekalah beliau mengumpulkan dan menghafal satu juta hadits.

Namun tidak semua hadits yang ia hapal kemudian diriwayatkan, melainkan terlebih dahulu diseleksi dengan seleksi yang sangat ketat, diantaranya apakah sanad (riwayat) dari hadits tersebut bersambung dan apakah perawi (periwayat / pembawa) hadits itu terpercaya dan tsiqqah (kuat). Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, akhirnya Bukhari menuliskan sebanyak 9082 hadis dalam karya monumentalnya Al Jami' as-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari.

Dalam meneliti dan menyeleksi hadits dan diskusi dengan para perawi tersebut, Imam Bukhari sangat sopan. Kritik-kritik yang ia lontarkan kepada para perawi juga cukup halus namun tajam. Kepada para perawi yang sudah jelas kebohongannya ia berkata, "perlu dipertimbangkan, para ulama meninggalkannya atau para ulama berdiam dari hal itu" sementara kepada para perawi yang haditsnya tidak jelas ia menyatakan "Haditsnya diingkari". Bahkan banyak meninggalkan perawi yang diragukan kejujurannya. Beliau berkata "Saya meninggalkan 10.000 hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang perlu dipertimbangkan dan meninggalkan hadits-hadits dengan jumlah yang sama atau lebih, yang diriwayatan oleh perawi yang dalam pandanganku perlu dipertimbangkan".

Banyak para ulama atau perawi yang ditemui sehingga Bukhari banyak mencatat jati diri dan sikap mereka secara teliti dan akurat. Untuk mendapatkan keterangan yang lengkap mengenai sebuah hadits, mencek keakuratan sebuah hadits ia berkali-kali mendatangi ulama atau perawi meskipun berada di kota-kota atau negeri yang jauh seperti Baghdad, Kufah, Mesir, Syam, Hijaz seperti yang dikatakan beliau "Saya telah mengunjungi Syam, Mesir dan Jazirah masing-masing dua kali, ke Basrah empat kali menetap di Hijaz selama enam tahun dan tidak dapat dihitung berapa kali saya mengunjungi Kufah dan Baghdad untuk menemui ulama-ulama ahli hadits."

Disela-sela kesibukannya sebagai sebagai ulama, pakar hadits, ia juga dikenal sebagai ulama dan ahli fiqih, bahkan tidak lupa dengan kegiatan kegiatan olahraga dan rekreatif seperti belajar memanah sampai mahir, bahkan menurut suatu riwayat, Imam Bukhari tidak pernah luput memanah kecuali dua kali.


Metode Imam Bukhari dalam Menulis Kitab Hadits

Sebagai intelektual muslim yang berdisiplin tinggi, Imam Bukhari dikenal sebagai pengarang kitab yang produktif. Karya-karyanya tidak hanya dalam disiplin ilmu hadits, tapi juga ilmu-ilmu lain, seperti tafsir, fikih, dan tarikh. Fatwa-fatwanya selalu menjadi pegangan umat sehingga ia menduduki derajat sebagai mujtahid mustaqil (ulama yang ijtihadnya independen), tidak terikat pada mazhab tertentu, sehingga mempunyai otoritas tersendiri dalam berpendapat dalam hal hukum.

Pendapat-pendapatnya terkadang sejalan dengan Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi, pendiri mazhab Hanafi), tetapi terkadang bisa berbeda dengan beliau. Sebagai pemikir bebas yang menguasai ribuan hadits shahih, suatu saat beliau bisa sejalan dengan Ibnu Abbas, Atha ataupun Mujahid dan bisa juga berbeda pendapat dengan mereka.

Diantara puluhan kitabnya, yang paling masyhur ialah kumpulan hadits shahih yang berjudul Al-Jami' as-Shahih, yang belakangan lebih populer dengan sebutan Shahih Bukhari. Ada kisah unik tentang penyusunan kitab ini. Suatu malam Imam Bukhari bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw., seolah-olah Nabi Muhammad saw. berdiri dihadapannya. Imam Bukhari lalu menanyakan makna mimpi itu kepada ahli mimpi. Jawabannya adalah beliau (Imam Bukhari) akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan yang disertakan orang dalam sejumlah hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain yang mendorong beliau untuk menulis kitab "Al-Jami 'as-Shahih".

Dalam menyusun kitab tersebut, Imam Bukhari sangat berhati-hati. Menurut Al-Firbari, salah seorang muridnya, ia mendengar Imam Bukhari berkata. "Saya susun kitab Al-Jami' as-Shahih ini di Masjidil Haram, Mekkah dan saya tidak mencantumkan sebuah hadits pun kecuali sesudah shalat istikharah dua rakaat memohon pertolongan kepada Allah, dan sesudah meyakini betul bahwa hadits itu benar-benar shahih". Di Masjidil Haram-lah ia menyusun dasar pemikiran dan bab-babnya secara sistematis.

Setelah itu ia menulis mukaddimah dan pokok pokok bahasannya di Rawdah Al-Jannah, sebuah tempat antara makam Rasulullah dan mimbar di Masjid Nabawi di Madinah. Barulah setelah itu ia mengumpulkan sejumlah hadits dan menempatkannya dalam bab-bab yang sesuai. Proses penyusunan kitab ini dilakukan di dua kota suci tersebut dengan cermat dan tekun selama 16 tahun. Ia menggunakan kaidah penelitian secara ilmiah dan cukup modern sehingga hadits haditsnya dapat dipertanggung-jawabkan.

Dengan bersungguh-sungguh ia meneliti dan menyelidiki kredibilitas para perawi sehingga benar-benar memperoleh kepastian akan keshahihan hadits yang diriwayatkan. Ia juga selalu membandingkan hadits satu dengan yang lainnya, memilih dan menyaring, mana yang menurut pertimbangannya secara nalar paling shahih. Dengan demikian, kitab hadits susunan Imam Bukhari benar-benar menjadi batu uji dan penyaring bagi sejumlah hadits lainnya. "Saya tidak memuat sebuah hadits pun dalam kitab ini kecuali hadits-hadits shahih", katanya suatu saat.

Di belakang hari, para ulama hadits menyatakan, dalam menyusun kitab Al-Jami' as-Shahih, Imam Bukhari selalu berpegang teguh pada tingkat keshahihan paling tinggi dan tidak akan turun dari tingkat tersebut, kecuali terhadap beberapa hadits yang bukan merupakan materi pokok dari sebuah bab.

Menurut Ibnu Shalah, dalam kitab Muqaddimah, kitab Shahih Bukhari itu memuat 7275 hadits. Selain itu ada hadits-hadits yang dimuat secara berulang, dan ada 4000 hadits yang dimuat secara utuh tanpa pengulangan. Penghitungan itu juga dilakukan oleh Syekh Muhyiddin An Nawawi dalam kitab At-Taqrib. Dalam hal itu, Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam kata pendahuluannya untuk kitab Fathul Bari (yakni syarah atau penjelasan atas kitab Shahih Bukhari) menulis, semua hadits shahih yang dimuat dalam Shahih Bukhari (setelah dikurangi dengan hadits yang dimuat secara berulang) sebanyak 2.602 buah. Sedangkan hadits yang mu'allaq (ada kaitan satu dengan yang lain, bersambung) namun marfu (diragukan) ada 159 buah. Adapun jumlah semua hadits shahih termasuk yang dimuat berulang sebanyak 7397 buah. Perhitungan berbeda diantara para ahli hadits tersebut dalam mengomentari kitab Shahih Bukhari semata-mata karena perbedaan pandangan mereka dalam ilmu hadits.


Terjadinya Fitnah

Muhammad bin Yahya Az-Zihli berpesan kepada para penduduk agar menghadiri dan mengikuti pengajian yang diberikannya. Ia berkata: "Pergilah kalian kepada orang alim dan saleh itu, ikuti dan dengarkan pengajiannya." Namun tak lama kemudian ia mendapat fitnah dari orang-orang yang dengki. Mereka menuduh sang Imam sebagai orang yang berpendapat bahwa "Al-Qur'an adalah makhluk".

Hal inilah yang menimbulkan kebencian dan kemarahan gurunya, Az-Zihli kepadanya. Kata Az-Zihli : "Barang siapa berpendapat bahwa lafadz-lafadz Al-Qur'an adalah makhluk, maka ia adalah ahli bid'ah. Ia tidak boleh diajak bicara dan majelisnya tidak boleh didatangi. Dan barang siapa masih mengunjungi majelisnya, curigailah dia." Setelah adanya ultimatum tersebut, orang-orang mulai menjauhinya.

Sebenarnya, Imam Bukhari terlepas dari fitnah yang dituduhkan kepadanya itu. Diceritakan, seseorang berdiri dan mengajukan pertanyaan kepadanya: "Bagaimana pendapat Anda tentang lafadz-lafadz Al-Qur'an, makhluk ataukah bukan?" Bukhari berpaling dari orang itu dan tidak mau menjawab kendati pertanyaan itu diajukan sampai tiga kali.

Tetapi orang itu terus mendesak. Ia pun menjawab: "Al-Qur'an adalah kalam Allah, bukan makhluk, sedangkan perbuatan manusia adalah makhluk dan fitnah merupakan bid'ah." Pendapat yang dikemukakan Imam Bukhari ini, yakni dengan membedakan antara yang dibaca dengan bacaan, adalah pendapat yang menjadi pegangan para ulama ahli tahqiq (pengambil kebijakan) dan ulama salaf. Tetapi dengki dan iri adalah buta dan tuli. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Bukhari pernah berkata : "Iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Al-Quran adalah kalam Allah, bukan makhluk. Sahabat Rasulullah SAW, yang paling utama adalah Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali. Dengan berpegang pada keimanan inilah aku hidup, aku mati dan dibangkitkan di akhirat kelak, insya Allah." Di lain kesempatan, ia berkata: "Barang siapa menuduhku berpendapat bahwa lafadz-lafadz Al-Qur'an adalah makhluk, ia adalah pendusta."


Wafatnya Imam Bukhari

Suatu ketika penduduk Samarkand mengirim surat kepada Imam Bukhari. Isinya, meminta dirinya agar menetap di negeri itu (Samarkand). Ia pun pergi memenuhi permohonan mereka. Ketika perjalanannya sampai di Khartand, sebuah desa kecil terletak dua farsakh (sekitar 10 Km) sebelum Samarkand, ia singgah terlebih dahulu untuk mengunjungi beberapa familinya. Namun disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan Akhirnya meninggal pada tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Shalat Dzuhur pada Hari Raya Idul Fitri. Sebelum meninggal dunia, ia berpesan bahwa jika meninggal nanti jenazahnya agar dikafani tiga helai kain, tanpa baju dalam dan tidak memakai sorban. Pesan itu dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat setempat. Beliau meninggal tanpa meninggalkan seorang anakpun.

Sumber:
  - http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Bukhari
  - http://id.wikipedia.org/wiki/Cara_Imam_Bukhari_dalam_menulis_kitab_hadits
  - http://www.kotasantri.com/galeria.php?aksi=DetailArtikel&artid=173
  - http://www.almuhajir.net/article.php?fn=seribukhari1
  - http://www.indomedia.com/bpost/012000/28/opini/opini3.htm

HADIST PUASA RAMADHAN (I)

1. Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari)

2. Allah 'Azza wajalla mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunahkan shalat malam harinya. Barangsiapa berpuasa dan shalat malam dengan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya. (HR. Ahmad)

3. Rasulullah Saw menaiki mimbar (untuk berkhotbah). Menginjak anak tangga (tingkat) pertama beliau mengucapkan, "Aamin", begitu pula pada anak tangga kedua dan ketiga. Seusai shalat para sahabat bertanya, "Mengapa Rasulullah mengucapkan "Aamin"? Beliau lalu menjawab, "Malaikat Jibril datang dan berkata, "Kecewa dan merugi seorang yang bila namamu disebut dan dia tidak mengucap shalawat atasmu" lalu aku berucap "Aamin." Kemudian malaikat berkata lagi, "Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk surga." Lalu aku mengucapkan "aamin". Kemudian katanya lagi, "Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan (hidup) pada bulan Ramadhan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya." Lalu aku mengucapkan "Aamin." (HR. Ahmad)

4. Bau mulut seorang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat dari harumnya misik (minyak wangi paling harum di dunia). (HR. Bukhari)

5. Makanlah waktu sahur. Sesungguhnya makan waktu sahur menyebabkan berkah. (HR. Mutafaq'alaih)

6. Manusia tetap berkondisi baik selama mereka tidak menunda-nunda berbuka puasa. (HR. Bukhari)

7. Barangsiapa tidak dapat meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta (waktu berpuasa) maka Allah tidak membutuhkan lapar dan hausnya. (HR. Bukhari)

8. Barangsiapa shalat malam pada malam Lailatul Qodar dengan keimanan dan harapan pahala dari Allah maka akan terampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR. Bukhari)

9. Mungkin hasil yang diraih seorang shaum (yang berpuasa) hanya lapar dan haus, dan mungkin hasil yang dicapai seorang yang shalat malam (Qiyamul lail) hanyalah berjaga. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

10. Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berbuka puasa maka dia memperoleh pahalanya, dan pahala bagi yang (menerima makanan) berpuasa tidak dikurangi sedikitpun. (HR. Tirmidzi)

11. Tidaklah termasuk kebajikan orang yang tetap berpuasa dalam perjalanan (musafir). (HR. Bukhari)

12. Barangsiapa berbuka puasa sehari tanpa rukshah (alasan yang dibenarkan) atau sakit, maka tidak akan dapat ditebus (dosanya) dengan berpuasa seumur hidup meskipun dia melakukannya. (HR. Bukhari dan Muslim)

13. Barangsiapa berpuasa Ramadhan (penuh) lalu diikuti dengan berpuasa enam hari dalam bulan Syawal maka dia seperti berpuasa seumur hidup. (HR. Muslim)


Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

HARI PERTAMA PUASA

Puasa Ramadahan tidak wajib kecuali dengan melihat Hilal (bulan masuk ramadhan). Jika keadaan cuaca mendung, maka wajib bagi kaum Muslimin menggenapkan Bulan Sya’ban tiga puluh hari, kemudian barulah mengrjakan puasa. Jika melihat bulan duwaktu siang, maka itu adalah malam yang akan datang.

Menurut salah satu dari dua qoul yang paling shahih, kesaksian melihat bulan itu dapat diterima dari seorang yang adil. Sedangkan menurut qoul lainnya, tidak diterima melainkan dengan dua orang saksi yang adil. Dan untuk bulan-bulan lainnya tidak diterima melainkan dengan dua saksi yang adil. Jika terbukti telah Nampak Hilal pada hari syak, maka wajib untuk mengqadha puasa itu. Dan dalam hal menahan diri (tidak makann, minum dan bersenggama) pada siang harinya, ada dua qoul : Yang pertama wajib menahan, dan yang kedua tidak wajib.

Jika kita berpuasa dengan kesaksian sati orang saja, selama tiga puluh hari, dan tidak melihat Hilal, maka boleh berbuka puasa. Sedangkan menurut qoul lain tidak boleh berbuka.
Apabila bulan-bulan itu menjadi samar atas seorang tawanan, maka ia boleh memilih mana yang lebih patut dan berpuasa. Kalau pilihannya itu sesuai dengan bualan Ramadhan, atau sesudah bulan Ramadhan, makaitu sudah mencukupi baginya. Dan kalau pilihannya itu dengan bulan sebelum ramadhan, maka itu tidak mencukupi, demikian menurut pendapat yang paling shahih dari dua pendapat yang ada.

Apabila seseorang melihat Hilal pada bulan Syawal, tetapi yang melihatnya hanya sendiri, maka ia boleh berbuka secara sembunyi-sembunyi (rahasia). Demikian kiranya mengenai hari pertama puasa, semoga dalam ramadhan tahun ini menjadi lebih baik dari pada tahun kemarin, sehingga dapat menjadi obat dan nasehat yang penuh hikmah bagi seluruh muslim....Amiin.

HUKUM PUASA RAMADHAN

Beberapa hari lagi kita akan memasuki Bulan yang agung, yaitu bulan Ramadhan. Dibulan inilah Allah SWT memerintahkan kepada umat islam untuk berpuasa satu bulan penuh dengan penuh keridho-an dan keikhlasan. Firman Allah SWT dalam Al-Quran :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 183)
Nah, dibawah ini saya tuliskan mengenai hukum puasa bulan Ramadhan, yang saya kutip dari buku “Kunci Fiqih Syafi’I” yang ditulis oleh Hafid Abdullah M.A. Semoga ini dapat menjadikan kayakinan dan pengetahuan kita tentang Puasa Bulan Ramadhan semakin mendalam. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin……….

 Puasa Ramadhan wajib hukumnya atas orang muslim, baligh, berakal dan sanggup melaksanakan puasa. Adapun orang kafir, kalau kafirnya itu asli, tidak wajib atasnya berpuasa. Tetapi kalau kafirnya itu karena murtad, maka tetap wajib atasnya berpuasa.

 Anak kecil tidak tidak wajib berpuasa, tetapi bila umurnya telah genap tujtuh tahun , ia disuruh puasa, dan bila umurnya sepuluh tahun, dipukul kalau ia meninggalkan puasa.


 Orang yang hilang akalnya disebabkan oleh penyakit gila, tidak wajib berpuasa.

 Apabila seorang anak telah mencapai usia baligh (dewasa), atau orang gila telah menjadi sadar kembali di tengah-tengah siang hari puasa, tidak wajib berpuasa pada hari itu, demikian menurut zahir mazhab.

 Sedangkan orang yang tidak mampu mengerjakan puasa karena usia lanjut atau sakit yang tidak bisa diharapkan kesembuhannya, maka tidak wajib atasnya berpuasa, hanya mereka harus mengeluarkan Fidyah, yaitu tiap-tiap hari mengeluarkan satu mid beupa makanan pokok. Demikian menurut pendapat yang paling shahih diantara dua pendapat, sedangkan pendapat lainnya mengatakan tidak harus.

Barang siapa meninggalkan puasa karena mengingkari akan kewajibannya, maka menjadi kafirlah ia. Dan ia harus dibunuh karena kekafirannya. Dan barang siapa meninggalkannya, tetapi tidak mengingkari akan kewajibannya, tanpa halangan yang membolehkan, maka ia harus dipenjara dan dicegah dari makan dan minum.