Sesungguhnya
setiap detik dari hidup kita, setiap hembusan nafas, setiap pikiran yang yang
tersirat, setiap amal perbuatan yang kita kerjakan, tidak akan pernah
lepas dari upaya setan untuk menggoda, menyesatkan, menyelewengkan dari tujuan
yang benar dan menggiring kepada dosa dan maksiat. Kita mungkin tidak
menyadari dan memang tanpa kita sadari, setan terus berupaya
menenggelamkan, menghanyutkan kita agar semakin jauh dari jalan yang benar,
meninggalkan ketaatan secara perlahan dan halus, tanpa terasa oleh kita. Dan
itulah tugas utama setan dan iblis, sebagai mana ia telah terusir dari surga
dan terjauhkan dari rahmat Allah maka diapun ingin menjauhkan manusia dari dari
rahmat Allah dan kemudian sesat bersamanya. Begitulah ungkapan setan ketika mendapatkan
laknat Allah:
Allah
berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah
makhluk yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari
pembalasan." Iblis
berkata: "Ya Tuhanku, berilah penangguhan kepadaku sampai hari mereka
dibangkitkan." Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk yang
diberi penangguhan, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari
Kiamat)." Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan
mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (QS.
Shad: 77-83)
Menyadari
ini semua, bahwa keberadaan kita di dunia ini, tidak akan pernah lepas
sedikitpun dari upaya setan untuk mempengaruhi kita, merayu, melalaikan kita
dengan apapun, bahkan mereka mampu masuk bersama aliran darah kita, dengan
hanya satu tujuan mengumpulkan manusia sebanyak-banyaknya untuk bersama-sama
sesat dan menghuni neraka jahanam. Mengetahui tipu daya setan dan iblis dalam
menyesatkan manusia, serta mengetahui cara menghadapi tipu daya tersebut
menjadi penting untuk kita sama-sama kita ketahui sehingga kita mampu terhindar
dari tipu daya tersebut.
Di
antara pintu-pintu dan metode setan menyesatkan manusia yang perlu kita
waspadai adalah:
Pertama:
Pintu Syubhat dan Syahwat
Syubhat
berarti suatu yang meragukan dan samar-samar, sedangkan syahwat adalah dorongan
hawa nafsu, maka dari sinilah setan akan semakin kuat menggoda, kemudian setan
menghembuskan bisikan dan rayuannya. Setan akan yang terus membujuk sehingga
seakan membuat hati menjadi tenang untuk melakukan hal perbuatan
tersebut. Bahkan setan telah menghembuskan syubhat dan syahwat iniitu sejak
awal permusuhan dengan Nabi Adam, setan telah melakukan langkah-langkah kejinya
untuk menggelincirkan anak keturunan adam agar tidak mentaati perintah Allah.
Mari
kita perhatikan ucapan setan, dengan tipu dayanya di dalam firman Allah
berikut:
"Maka
setan menggoda mereka berdua untuk menampakkan kepada keduanya apa yang
tertutup dari mereka, yaitu auratnya, dan setan berkata, "Tuhan kamu tidak
melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)". Dan dia
(setan) bersumpah kepada keduanya,"Sesungguhnya saya adalah termasuk orang
yang memberi nasihat kepada kamu berdua,' maka setan membujuk keduanya dengan
tipu daya." [Al-A'râf/7:20-22]
Dari
ayat ini dapat dipetik satu pelajaran penting bahwa setan mempermainkan
kecenderungan manusia yang tersembunyi, manusia ingin kekal, diberi umur yang
panjang, manusia juga ingin memiliki kepemilikan harta yang tak terbatas
padahal usia mereka pendek dan terbatas.
Dalam
ayat ini diketahui bahwa tipuan yang digunakan setan adalah: “An takuunaa
malakaini au takuunaa minal khalidin.”
Dalam
penjelasan ayat ini, kata malakaini ada dua bacaan yang dapat dijadikan
pengertian untuk memahamai maksud dari ayat ini. Bacaan pertama adalah: malikaini
yaitu huruf lam dibaca kasroh yang berarti dua orang raja, yakni raja dan ratu,
bacaan ini dikuatkan oleh nash lain dalam surat Thaaha:
“Maukah aku tunjukan kepada kalian berdua,
kepada pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan punah”. (QS. Thaha: 120)
Atas
dasar bacaan ini, maka tipuan setan ini adalah kekuasaan yang abadi dan umur
yang kekal. Keduanya merupakan syahwat atau kecenderungan yang paling kuat
dalam diri manusia, selain syahwat terhadap lawan jenis, yang banyaknya kita
dengar bersama berbagai macam kasus dan skandal terjadi, ini membuktikan bahwa
setan sudah banyak berhasil dalam menyesatkan manusia.
Bacaan
kedua adalah malakaini, huruf lam dibaca fathah yang berarti dua
malaikat, maka manupulasi setan itu adalah dengan melepaskan manusia dari
ikatan-ikatan fisik seperti malaikat yang kekal.
Ketika
Iblis ini mengetahui bahwa Allah melarang Adam dan Hawa memakan buah ini, dan
larangan ini terasa berat dalam jiwa mereka, maka untuk menggoyang hati
mereka, iblis menimbulkan khayalan dan angan-angan kepada mereka, di samping
juga mempermainkan syahwat dan keinginan mereka. Bahkan iblis memperkuat
dengan sumpah bahwa ia adalah pemberi nasehat yang berlaku jujur.
Pintu
setan yang kedua adalah : Al-Hirsh wal Hasad
Menurut
Imam Al-Ghazali, diantara pintu-pintu setan yang sangat besar adalah al-hirsh
atau tamak dan hasad, yaitu kedengkian. Rasa tamak dan sifat hasad ini menjadi
salah satu pintu yang menyebabkan setan bisa masuk ke dalam pikiran dan jiwa
manusia kemudian setan menguasainya. Ketika setan sudah mampu menguasai jiwa,
maka itu pertanda akan membawa pada kebinasaan.
Imam
Abu Dawud dalam Kitab Sunnan-nya menyebutkan sebuah riwayat. Ketika Nabi Nuh
‘Alaihissalam menaiki perahu, dan memasukkan ke dalam perahu itu berbagai
makhluk secara berpasang-pasangan, tiba-tiba beliau melihat seorang tua
yang tidak dikenal. Orang itu tidak memiliki pasangan. Nabi Nuh ‘Alaihissalam
bertanya, “Untuk apa kamu masuk kemari?” Orang itu menjawab, “Aku masuk kemari
untuk mempengaruhi sahabat-sahabatmu supaya hati mereka bersamaku, sementara
tubuh mereka bersamamu.” Orang tua itu adalah setan.
Lalu,
Nabi Nuh ‘Alaihissalam berkata, “Keluarlah kamu dari sini, hai musuh Allah!
Kamu terkutuk!” Iblis itu kemudian berkata kepada Nabi Nuh, “Ada lima hal yang
dengan kelimanya aku membinasakan manusia. Akan kuberitahukan yang tiga, dan
kusembunyikan yang dua.” Allah mewahyukan kepada Nabi Nuh: “Katakan, aku tidak
membutuhkan yang tiga. Aku membutuhkan yang dua.” Lalu Nuh bertanya, “Apa yang
dua itu?” Iblis menjawab, “Dua hal yang membinasakan manusia adalah ketamakkan
dan kedengkian. Karena kedengkian inilah, aku dilaknat sehingga menjadi
terkutuk. Karena dorongan ketamakkan itu pula, Adam dan Hawa tergoda untuk
menuruti keinginannya.”
Ketiga
: Memandang kecil dan meremehkan dosa-dosa kecil.
Dosa-dosa
kecil dampaknya sangat berbahaya bagi manusia, seorang yang menganggap kecil
suatu perbuatan dosa maka dengan demikian setan akan selalu menjadikan orang
tersebut meremehkan dosa-dosa kecilnya, sehingga dia akan terus menerus
melakukannya dan dosa itu akan membinasakannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam telah memperingatkan umatnya tentang dosa-dosa kecil dengan sabdanya,
Jauhilah
dosa-dosa dan sesuatu yang dianggap dosa kecil, karena dosa-dosa kecil itu
ketika dilakukan seseorang maka ia akan membinasakannya. (HR. Ahmad, no. 23194)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.