Selasa, 07 Desember 2010

Tetap Bersyukur

Syukur kepada Allah yang tiada terhingga, karena-Nya lah sampai saat ini kita masih bisa merasakan berbagai macam ni’mat dalam kehidupan didunia ini. Dan sebagai hamba yang lemah kita tidak mungkin bisa menghitung betapa banyaknya ni’mat yang telah Allah karuniakan kepada kita semua. Maka benarlah Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 34 :
 
"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala sesuatu yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni’mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya." (Ibrahim: 34). 

Jika kita mau menyadari dan merenungi betapa agungnya ni’mat Allah yang telah Dia anugerahkan kepada kita, niscaya tidak ada alasan apa pun bagi kita untuk durhaka kepada-Nya. Betapa tidak, sedangkan apa yang dialami seorang hamba dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali, bahkan dalam tidur itu sendiri, semuanya itu tidak akan dapat ia jalani melainkan karena karunai dan izin dari-Nya. Apa yang ada pada diri dan jasad kita dari mulai ujung Rambut hingga ujung kaki adalah pemberian Allah. Apa yang ada di sekeliling kita dari mulai keluarga, kerabat, sanak saudara hingga harta benda adalah karunia Allah. Tidak ada satu detik pun yang dijalani Oleh seorang hamba dalam kehidupannya di dunia ini, melainkan ia selalu berada di bawah karunia dan anugerah Allah Yang Maha Pencipta. Allah Ta’ala berfirman

"Dan apa saja ni’mat yang ada padamu, maka dari Allah-lah (datangnya)." (An-Nahl: 53).

Setelah mengetahui hakikat yang agung ini, lalu apakah yang harus kita lakukan sebagai seorang hamba lemah yang tidak memiliki daya upaya apa pun untuk mewujudkan sesuatu melainkan karena pertolongan dari-Nya.  Lalu akankah kita durhaka kepada-Nya padahal setiap detik kita meni’mati pemberian-Nya? Akankah kita melalaikan-Nya karena kesombongan kita dengan mengatakan bahwa segala yang kita capai adalah karena usaha dan jerih payah kita belaka, padahal tidaklah kita tinggal melainkan di atas bumi-Nya dan bernaung di bawah langit-Nya? 

Dengan demikian sudah menjadi suatu keniscayaan dan kewajiban yang tidak dapat lagi kita tawar, yakni untuk senantiasa ber-syukur kepada Allah Ta’ala, kapan pun, di mana pun dan dalam kondisi apa pun. Meski kita sadari, bahwa sebanyak apa pun kita berusaha untuk mensyukuri ni’mat Allah Ta’ala, niscaya syukur kita tersebut tidak akan mungkin dapat membayar segala keni’matan yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita, bahkan syukur yang kita lakukan pun, adalah bentuk ni’mat yang Allah karuniakan kepada kita. Karena tidak akan mungkin bagi kita untuk menjadi hamba Allah yang bersyukur jika bukan karena Ridha dan izin-Nya kepada kita. Perhatikan Firman Allah dalam Al-Qur’an :

"Dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah." (Al-Baqarah: 172). 

Bersyukur kepada Allah tidak cukup dengan mengucapkan "Alhamdulillah" saja ketika kita mendapatkan ni’mat. Karena syukur tidak cukup hanya dengan lisan, melainkan harus dengan hati, juga lisan, dan anggota badan. Syukur dengan hati yakni kita mengakui dan meyakini bahwa apa pun ni’mat yang kita peroleh, semata-mata datangnya dari Allah Ta’ala. Sedangkan syukur dengan lisan, yaitu kita selalu membasahi lisan ini dengan dzikir dan ucapan syukur kepada-Nya. Adapun syukur dengan anggota badan, maka kita menggunakan segala bentuk ni’mat yang telah Allah anugerahkan kepada kita sebagai sarana untuk menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Kita pergunakan ni’mat apa pun yang telah diberikan-Nya untuk merealisasikan tujuan utama kita diciptakan, yakni untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." (Adz-Dzariyat: 56).

Dan salah satu obat yang dinasehatkan dalam agama islam agar kita menjadi orang yang bersyukur ialah dengan bersikap Qana’ah yaitu menerima apapun yang telah diberikan oleh Allah didalam kehidupan ini.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

"Jadilah orang yang qana'ah, niscaya engkau menjadi manusia yang paling bersyukur." (HR. Ibnu Majah, nO. 4214, dan dishahihkan Oleh al-Albani). 

Kebahagiaan tidaklah diukur dengan berlimpahnya materi dunia, akan tetapi dengan kenyamanan dan ketenangan jiwa, dan itu hanya akan diraih oleh orang mukmin yang selalu bersyukur kepada-Nya. Marilah sama-sama senantiasa kita syukuri segala ni’mat yang telah dikaruniakan sekecil apa pun ni’mat itu menurut kita, karena Allah SWT telah menjanjikan pahala bagi orang yang mau bersyukur, dan mengancam dengan siksa bagi orang yang kufur. Sebagaimana Firman-Nya,

"Dan ingatlah tatkala Rabbmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Ibrahim: 7). 

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur dan selalu qana'ah terhadap apa pun yang kita dapatkan….Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.