Senin, 30 Agustus 2010

LIMA KOMITMEN


Pada tulisan kali ini saya ingin mengajak sahabat tasyakur dan tafakur tentang keberadaan kita dan bulan Ramadhan yang agung ini. Mengapa harus demikian? disaat banyak orang yang santai dan cuek saja dengan Ramadhan ini, kita masih tetap komit sebagai orang yang beriman dengan berusaha tetap menjalankan perintah Allah Aza wazalla dan menjauhi larangan-Nya. Inilah tujuan puasa dibulan Ramadhan yang diperintahkan Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183 :
 “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”

Oleh karena itu jika nanti setelah Ramadhan terlewati tetapi tidak ada perubahan kearah taqwa sebagaimana yang tersebut dalam ayat diatas, maka sungguh merugilah kita.
Bulan Ramadhan adalah bulan pendidikan atau latihan bagi segenap kaum muslimin dalam rangka menjadi hamba Allah SWT yang sejati yang harus terus diasah dan dipertahankan pada sebelas bulan yang lainnya setelah Ramadhan usai. Didalam Al-Qur’an kita dapat menemukan nasehat-nasehat dan petunjuk yang akan menuntun seluruh umat manusia menjadi insan yang beriman dan bertaqwa. Kaitannya dengan Ramadhan ini, ada upaya yang dinasehatkan dalam Al-qur”an bagi umat islam untuk salalu mengasah dan melatih diri agar kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang memperoleh kemenangan pada akhir Ramadhan nanti, dan bukan termasuk kedalam golongan orang-orang yang merugi.
Mari sama-sama kita perhatikan Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Ashr :
 “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Menurut firman Allah SWT diatas, bahwa seluruh manusia yang hidup didunia ini berada dalam kerugian. Semakin lama masa hidup manusia maka semakin merugilah manusia itu. “Kecuali” orang-orang yang beriman, yang mengerjakan  amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Dari sini kita menemukan lima aspek utama yang harus dijadikan komitmen jika kita ingin termasuk kedalam golongan orang nyang beruntung. Lima aspek inilah yang harus senantiasa kita asah, pelihara dan kita tingkatkan. Nah….., bulan Ramadhan adalah moment yang tepat untuk mentarbiyah lima komitmen itu.
Kalau kita rinci, maka lima komitmen itu ialah :
1.      Iman
Keimanan atau keyakinan seseorang merupakan modal dasar yang mutlaq diperlukan  jika seseorang benar-benar ingin menjadi hamba Allah yang sejati.  Keimanan kita kepada Allah SWT dan segala konsekuensinyalah yang akan membuat hidup seorang muslim menjadi berarti dan punya tujuan. Kita yakin bahwa seluruh alam semesta dan apa saja yang ada didalamnya itu ada yang menciptakan Dialah Allah Robbul Aalamiin, dzat yang satu, tiada sekutu bagi-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakan. Ketika kita meyakini bahwa Allah lah yang maha kaya dan maha member rizki maka sungguh tiada gunanya segala bentuk  kesombongan. Imanlah pondasi paling dasar dalam menjalankan hidup dan kehidupan ini.

Iman adalah sesutau yang tidak bisa dilihat oleh indera dan merupakan amalan bathin yang tidak bisa diamati. Akan tetapi ada indikator yang menampakan kuat dan lemahnya iman seseorang. Indikator itu ada pada aspek yang lain setelah iman sebagai mana dijelasakan dalam Al-qur’an surat Al-Ashr yaitu amal shaleh, ilmu, da’wah dan sabar. Artinya kualitas keimanan seseorang  bisa tampak melalui amal, ilmu, da’wah dan kesabarannya.
Dibulan Ramadhan ini keimanan kita diuji, merasa terpanggilkah kita dengan seruan Allah SWT :

“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Q.S. Al-Baqarah : 183)


2.      Mengerjakan amal shaleh
Amal shaleh (perbuatan baik) adalah segala perilaku baik ucapan atau perbuatan yang berdasarkan syari’at agama islam. Itu artinya segala yang kita lakukan adalah sesuai dengan perintah Allah dan rasul-Nya. Segala betuk perbuatan baik apapun akan bernilai ibadah jika kita sudah benar-benar beriman. Sholat, puasa, zakat dan ibadah haji adalah amalan-amalan yang disyariatkan dalam agama kita. Artinya diperintahkan dan pelaksanaannya diatur secara terperinci dalam agama Islam. Amal shaleh bisa berwujud ibadah vertikal kita kepada Allah SWT atau juga melalui akhlak secara horizontal kepada sesama makhluk Allah yang lainnya.

Berpuasa pada bulan Ramadhan adalah bukti keimanan dan ketaatan kita kepada Allah SWT. Dan tentu saja amalan-amalan yang lainnya, yang kesemuanya itu akan mengantarkan kita kepada kepuasan ruhani dan kepuasan bathin. Orang yang imannya selalu diasah akan tampak dari amal shalehnya.

3.      Ilmu
Dalam kalimat “Nasehat menasehati”, berarti ada dua pelaku yaitu yang menerima nasehat dan yang memberi nasehat. Bagi mereka yang dinasehati atau mendapatkan nasehat, itu sama artinya dengan mendapatkan ilmu. Sedangkan bagi mereka yang menasehati atau memberikan nasehat itu sama artinya dia sedang berda’wah atau member ilmu. 

Kita beriman dan beramal shaleh karena kita belajar itulah ilmu. Dalam masalah iman kita belajar ilmu tauhid, ilmu aqidah dan Akhlaq. Semantara kaitannya dengan amal kita belajar ilmu Fiqih, ilmu sosial,  dan sebagainya. Ketika kita sudah benar dalam beriman dan melakukan amal shaleh dengan ilmunya, maka harapan kita adalah segala ibadah kita mendapat pahala dan diterima disisi Allah. Bukan termasuk orang-orang yang ditolak ibadahnya.
 
4.      Da’wah
Seperti dipaparkan diatas bahwa yang memberikan nasehat berarti sama juga dia sedang berda’wah, dan tentu saja yang dinasehatkan adalah kebenaran. Da’wah secara umum sama dengan jihad. Biasanya kita menganggap bahwa jihad itu adalah perang fisik, padahal itu hanya bagian kecil dari pengertian jihad yang luas. Memerangi hawa nafsu dalam puasa ramadhan ini adalah bagian dari jihad, memasukan uang kedalam keropak mesjid juga jihad. Dengan demikaina apabila kita membisakan diri dan sungguh-sungguh untuk berda’wah, keimanan kita akan bertambah kuat.

5.      Sabar
Sabar adalah suatu sikap dimana manusia bisa mengendalikan emosinya, hawa nafsunya dan segala gejolak dalam jiwanya. Sorang muslim yang bersabar itu adalah bukti bahwa dia telah beriman. Begitu banyak keuntungan yang akan diperoleh oleh orang yang bersabar, diantaranya : akan terhindar dari berbagai ketegangan jiwa sehingga terhindar dari berbagai penyakit kejiwaan, orang yang sabar itu pertanda bersyukur sehingga akan mendapat tambahan kebaikan dan karunia dari Allah SWT, ketika sabara dalam menghadapi musibah akan terhapus dosanya. Dan tentu masih banyak lagi hikmah dan keuntungan dari orang yang senantiasa bersabar.

Puasa dibulan Ramadhan melatih kita untuk berlaku sabar. Menuntun kita untuk menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya baik secara syariat maupun pahala, sehingga begitu selesai puasa akan tercerminlah sikap seorang mu’min yang sejati dalam dirinya.

Lima aspek inilah yang akan membawa kita kedalam golongan orang-orang yang beruntung. Semoga ini akan menjadi obat dan motivasi bagi kita, sehingga kita tetap semangat dengan niat ikhlas karena Allah dalam beramal, menuntut ilmu, berda’wah dan berlaku sabar yang pada akhirnya kita akan mendapatkan tempat sebagai hamba Allah yang beriman dan bertaqwa. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.